Minggu, 22 Januari 2012

Metode Actual Learning Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar PKn PS Siswa Kelas VI SDN Jatigedong I Tahun Pelajaran 2006/2007





METODE ACTUAL LEARNING MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR PKn PS
SISWA KELAS VI SDN JATIGEDONG I
TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Makalah Ini Disusun Dalam Rangka
Seminar/ Forum Ilmiah Pendidik



Oleh :

WIJI  SHODIK, S. Pd

NIP : 132 216 821

 

SDN JATIGEDONG I
KECAMATAN PLOSO KABUPATEN JOMBANG
2007

HALAMAN PENGESAHAN




Karya ilmiah dengan judul Metode Actual Learning Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar PKn PS Siswa Kelas VI SDN Jatigedong I Tahun Pelajaran 2006/2007 ini sebagai salah satu bentuk upaya dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah dan dalam rangka mengikuti seminar/ forum ilmiah pendidik dengan tema “Peningkatan Sikap Profesional Guru diyakini dapat memberi pengaruh positif dalam berbagai faktor kondisi yang pada akhirnya mampu memberikan pengaruh pada hasil pembelajaran”.



                                                                                    Jombang, 22 Agustus 2007

         Telah disahkan oleh                                                             Penulis

     Kepala SDN Jatigedong I                                            Guru SDN Jatigedong I

    Kec. Ploso Kab. Jombang                                         Kec. Ploso Kab. Jombang





         SHODIQIN, S. Ag                                               WIJI SHODIK, S. Pd


          NIP: 130 773 903                                                     NIP. 132 216 821





Mengetahui


An. Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Jombang

Ka. Bid. Pendidikan Sekolah Menengah





Drs. H. SYAIFULLAH, M. Si


Penata Tk. I

NIP. 132 098 178



KATA PENGANTAR




Tiada kata yang paling luhur untuk-Nya, tiada kata yang pantas diucapkan bagi-Nya, melainkan ungkapan perasaan jiwa yang haus rasa bersyukur atas segala nikmat, rahmat, hidayah, inayah-Nya, kesehatan dhohir bathin sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah yang berjudul: Metode Actual Learning Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar PKn PS Siswa Kelas VI SDN Jatigedong I dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penyusun menerima segala kritik dan saran demi perbaikan karya ilmiah dan peningkatan profesi kedinasan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan di lingkungan sekolah pada khususnya.





                                                                              Jombang, 20 Agustus 2007
                                                                                            Penyusun

 DAFTAR ISI

 HALAMAN JUDUL ................................................................................            i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................           ii

KATA PENGANTAR ..............................................................................          iii

DAFTAR ISI .............................................................................................          iv

ABSTRAK ................................................................................................           v

BAB I   : PENDAHULUAN ....................................................................           1

               A. Latar Belakang .......................................................................           1

               B. Rumusan Masalah ..................................................................           2

               C. Tujuan dan Manfaat ...............................................................           3

BAB II : KAJIAN PUSTAKA .................................................................           4

               A. Pengertian Metode Actual Learning ......................................           4

               B. Prinsip Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) ..................           5

               C. Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup............................           6

BAB III : LAPORAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN..................         10

               A. Menyusun Program Pembelajaran...........................................         10

               B. Penyajian Program Pembelajaran ...........................................         15

               C. Penilaian Proses Hasil Pembelajaran ......................................         19

BAB IV :  LAPORAN HASIL BELAJAR .............................................         22

               A. Data Perolehan Hasil Belajar .................................................         22

               B. Analisis dan Interpretasi Data Hasil Belajar ..........................         25

               C. Observasi dan Tindakan Kelas ...............................................         28

BAB V  : PENUTUP ................................................................................         30

                A. Simpulan ...............................................................................         30

                B. Saran .....................................................................................         31

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................         32

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ABSTRAK

Shodik, W. 2003. Metode Actual Learning Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar PKn PS Siswa Kelas VI SDN Jatigedong I Tahun Pelajaran 2006/2007. Makalah. SDN Jatigedong I Ploso Jombang.

Kata kunci: actual learning, proses, hasil belajar PKn PS.

Latar belakang penulisan karya ilmiah ini adalah: Sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Kegiatan pembelajaran harus bertumpu pada masyarakat sebagai media pembelajaran, sehingga materi ajar lebih ilmiah. Guru kurang memperhatikan proses, hanya mengejar hasil akhir. Belum ada yang mengintegrasikan antara pendekatan metode mengajar actual learning dalam upaya menumbuhkan kecakapan hidup siswa dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial (PKn PS) di Sekolah Dasar.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis mengambil judul “Metode Actual Learning Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Pkn Ps Siswa Kelas VI SDN Jatigedong I Tahun Pelajaran 2006/2007”.
Rumusan masalah makalah ini adalah: Adakah keterkaitan antara konsep metode actual learning dengan konsep life skill education pada mata pelajaran PKn PS? Bagaimana menerapkan metode actual learning dalam proses pembelajaran? Apakah ada korelasi antara meningkatnya minat dengan pencapaian hasil belajar siswa berkaitan dengan implementasi metode actual learning di SDN Jatigedong I?
Manfaat bagi siswa adalah mempunyai sikap ilmiah yang tinggi, kecakapan hidup dan tanggap terhadap lingkungan. Bagi guru metode tersebut di atas menjadikan bahan ajar lebih menarik, sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan dan prestasi akademik siswa meningkat.
Actual Learning adalah belajar berdasarkan kenyataan (bahasa Inggris: Actual = Nyata dan Learning = Belajar), maksudnya adalah metode pembelajaran dengan memanfaatkan contoh nyata yang ada di lingkungan sekitar sekolah di mana siswa berada.
Persiapan yang dilakukan oleh seorang guru dalam implementasi metode actual learning sebagai upaya mengintegrasikan life skill dengan mata pelajaran PKn PS di SD, berupa: Menyusun silabus pembelajaran yang berbasis kompetensi dan kemampuan dasar. Menyusun Rencana Pembelajaran (RP). Membuat Penugasan Awal Pembelajaran (Consep Pra-Learning).
Berdasarkan hasil ulangan harian I (UH I) tanpa metode actual learning dengan hasil ulangan harian II (UH II) dengan metode actual learning dapat diinterpretasikan bahwa: Adanya peningkatan yang signifikan. Terbukti adanya peningkatan nilai mean 1,24 dan ada korelasi yang cukup tinggi terhadap perolehan hasil belajarnya dengan menunjukkan korelasi 0,70..
Hasil penelitian dan tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Metode actual learning dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa. Metode actual learning dapat mengembangkan daya nalar, sikap saling menghargai, saling bekerja sama dan sikap demokratis. Metode actual learning dapat meningkatkan prestasi belajar.

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Gelombang perubahan yang terus menerus melanda hampir semua sisi kehidupan, pada akhirnya berkembang menjadi perubahan yang berlangsung abadi (perpectual change) memaksa semua pihak termasuk di dalamnya lembaga-lembaga pendidikan untuk selalu siap menerima, memahami, mengantisipasi, mengelola, dan menyesuaikan diri pada perubahan itu sendiri serta harus selalu siap untuk melakukan perubahan.
Memasuki era globalisasi yang dibarengi dengan abad 21 (awal milenium), pendidikan formal ditandai dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya ada dua alternatif pilihan yaitu menghadapi tantangan yang ada di dalamnya atau mencoba menghindarinya jika perubahan direspon positif akan menjadi peluang dan jika perubahan direspon negatif akan menjadi arus kuat yang menghempaskan dan mengalahkan kita.
Proses pembelajaran yang menyangkut meteri, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan ke arah pembaruan (inovasi). Adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model atau metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siawa terutama pembentukan kecakapan hidup (Life Skill) siswa yang berpihak pada lingkungan sekitar, untuk itu yang melatarbelakangi penulisan karya ilmiah ini adalah:
  1. Sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia terus mengalami perubahan dan perkembangan.
  2. Kegiatan pembelajaran harus bertumpu pada masyarakat sebagai media pembelajaran, sehingga materi ajar lebih ilmiah yang apada akhirnya prestasi hasil belajar siswa meningkat.
  3. Dalam mengajar Guru kurang memperhatikan prosesnya, hanya mengejar hasil akhir.
  4. Menurut pengetahuan penulis belum ada yang mengemas (mengintegrasikan) antara pendekatan metode mengajar actual learning dalam upaya menumbuhkan kecakapan hidup siswa dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial (PKn PS) di Sekolah Dasar.
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di atas maka penulis mengambil judul “Metode Actual Learning Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Pkn Ps Siswa Kelas VI SDN Jatigedong I Tahun Pelajaran 2006/2007”.

B.     Rumusan Masalah

Dalam suatu makalah perlu diberikan rumusan masalah karena sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap masalah yang akan dibahas. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Adakah keterkaitan antara konsep metode actual learning dengan konsep life skill education pada mata pelajaran PKn PS di SDN Jatigedong I?.
2.      Bagaimana menerapkan metode actual learning dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan penyusunan program, menyajikan program, menyajikan program dan bagaimana melaksanakan evaluasinya?.
3.      Apakah ada korelasi antara meningkatnya minat dengan pencapaian hasil belajar siswa berkaitan dengan implementasi metode actual learning di SDN Jatigedong I?

C.     Tujuan dan Manfaat 

Tujuan yang ingin  dicapai dalam pembahasan ini adalah:
1.      Memberikan gambaran tentang metode pembelajaran yang tepat dalam upaya menumbuhkan kecakapan hidup siswa dan menjadikan siswa lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui kegiatan apa yang akan dilakukan oleh seorang guru yang berkaitan dengan kegiatan menyusun program, menyajikan program dan bagaimana mengevaluasinya program pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikasi antara peningkatan minat belajar dengan pencapaian hasil belajar berkaitan dengan implementasi metode actual learning.
Manfaat bagi siswa adalah mempunyai sikap ilmiah yang tinggi, mempunyai kecakapan hidup dan tanggap terhadap lingkungan. Sedangkan bagi guru metode tersebut di atas menjadikan bahan ajar lebih menarik, sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan dan prestasi akademik siswa meningkat.

 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.     Pengertian Metode Actual Learning

Actual Learning adalah belajar berdasarkan kenyataan (bahasa Inggris: Actual = Nyata dan Learning = Belajar), maksudnya adalah metode pembelajaran dengan memanfaatkan contoh nyata yang ada di lingkungan sekitar sekolah di mana siswa berada. Strategi metode pembelajaran actual learning adalah suatu metode yang mengajak siswa untuk berfikir dan memahami materi pelajaran bukan sekedar mendengar, menerima dan mengingat. Setiap materi pelajaran harus diolah dan diinterpretasikan sedemikian rupa sehungga masuk akal. Pengetahuan baru terbentuk dari sesuatu yang masuk akal, sesuatu yang tidak masuk akal tidak akan lama dalam fikiran. (Metode Alternatif Ilmu Pengetahuan Sosial, 1999: 10).
Strategi Actual Learning berbeda dari metode belajar mengajar dengan menghafal. Dalam metode menghafal, murid hanya mendengar dan menerima, kemudian mengingat-ingat materi pelajaran yang diterima tersebut. Kadang-kadang terdapat materi yang kurang dipahami siswa, bahkan tidak masuk akal siswa, dalam metode ini sering disebut chalk and talk, dalam metode ini pembelajaran terjadi dalam situasi yang membosankan.
Dalam strategi actual learning, siswa dimotivasi untuk aktif, siswa adalah pusat dari kegiatan belajar mengajar. Siswa harus dilibatkan dalam tanya-jawab yang terarah, siswa digalakkan untuk bertanya, memecahkan masalah dan didorong menafsirkan informasi itu dapat diterima oleh akal sehat. Implementasi metode actual learning diharapkan seorang guru mampu menyajikan materi pembelajaran dengan starategi pembelajaran sebagai berikut:
  1. Pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif.
  2. Pembelajaran dimulai dari hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa.
  3. Bangkitkan motivasi belajar siswa dengan bembuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa.
  4. Guru harus segera mengenali  materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan dan mencari jalan keluar.

B.     Prinsip Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)
Pengertian kecakapan hidup dalam hal ini tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (Vocational Tab), namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional meliputi membaca, menulis, menghitung, bekerja dalam team kelompok, terus belajar di tempat bekerja, mempergunakan teknologi dan lain sebagainya.
Mengingat pendidikan kecakapan hidup merupakan konsep yang relatif baru (walaupun sebenarnya merupakan penajaman konsep yang sudah ada sebelumnya) diperlukan panduan bagi sekolah untuk melaksanakannya. Prinsip-prinsip umum dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup adalah:
  1. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku.
  2. Tidak harus mengubah kurikulum, yang diperlukan adalah pensiasatan kurikulum untuk diorientasikan pada kecakapan hidup.
  3. Etika sosio religius bangsa dapat diintegrasikan dalam proses pendidikan.
  4. Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together.
  5. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup merupakan manajemen berbasis sekolah.
  6. Potensi wilayah sekitar sekolah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraan pendidikan.
  7. Terjadi pertautan antara pendidikan dengan kebutuhan nyata peserta didik.
  8. Penyelenggaraan pendidikan senantiasa diarahkan agar peserta didik:
a.       Menuju hidup yang sehat dan berkualitas.
b.      Mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas.
c.       Memiliki akses untuk mampu memiliki standar hidupnya secara layak.
Dengan memperhatikan prinsip metode pembelajaran actual learning dengan Prinsip Pendidikan Kecakapan (Life Skill Education), mempunyai keterkaitan yang erat sekali, dimana untuk menumbuhkan kecakapan hidup siswa dibutuhkan kemampuan dan inovasi seorang guru. Untuk mengkontruksikan materi ajar dengan menggunakan metode actual learning yang memperhatikan prosesnya tidak hanya aspek magnetifnya saja, dimana belajar bukan untuk ujian, tetapi untuk memecahkan problem kehidupan (afektif dan psikomotor).

C.     Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup Sebagai Bagian School Reform
Pengertian life skill education tidak hanya keterampilan hidup saja, tetapi dalam arti luas yaitu membekali kecakapan hidup siswa yang meliputi kecakapan dalam berbicara, mengidentifikasi, mendiskripsikan, menganalisis, memecahkan masalah di masyarakat, mengambilkan keputusan dan lain sebagainya. Oleh karena itu Pendidikan Keterampilan Hidup memerlukan dukungan “perubahan iklim di sekolah” yang mendorong berkembangnya budaya belajar sehingga di sekolah tercipta prinsip belajar bukan asal sekolah, tetapi belajar untuk hidup, belajar bukan untuk ujian, tetapi untuk memecahkan problem kehidupan. Dengan demikian sekolah mendidik anak bukan untuk dapat nilai bagus dalam ulangan, tetapi agar mereka mampu memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya, maka pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Hidup sebagai school reform dilaksanakan melalui 3 unsur yaitu:
  1. Iklim Sekolah (School Climate)
Iklim sekolah berpengaruh sangat besar terhadap proses pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu iklim sekolah perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan dapat dikembangkan melalaui iklim sekolah yang kondisif, yaitu pengembangan disiplin diri, rasa kebersamaan dan toleransi.
Ketiga aspek pendidikan tersebut seringkali justru berkembang dari internalisasi praktek kehidupan keseharian oleh anak didik. Jika disiplin diri dan rasa tanggung jawab dapat ditumbuhkan menjadi kehidupan keseharian di sekolah, maka akan mendorong anak didik untuk menerimanya sebagai prinsip hidup. Sebagai contoh, kalau setiap pimpinan, karyawan dan warga sekolah lainnya datang tepat waktu, secara mudah siswa akan “mengikutinya.” Kalau setiap warga sekolah berusaha mengerjakan tugas kewajibannya sebaik mungkin, dengan mudah prinsip itu berkembang pada siswa.
Sebagaimana dibuktikan oleh banyak studi, penumbuhan hal-hal yang bersifat afektif banyak didorong oleh pihak-pihak yang lebih tua.
Motivasi belajar sebagai salah satu kunci keberhasilan belajar sehingga motivasi belajar harus dirancang untuk ditumbuhkan pada setiap siswa. Pengalaman menunjukkan, iklim belajar yang terjadi di sekolah mampu menumbuhkan motivasi siswa. Jika keseharian di sekolah terjadi perilaku kebersamaan dan kesetiakawanan sosial, maka siswa akan terdorong untuk mengadopsi dan menerapkan dalam kehidupannya.
  1. Manajemen Sekolah
Prinsip MPMBS sekolah memberi kewenangan untuk mensiasati kurikulum yang berlaku agar sesuai dengan kondisi sekolah, termasuk tuntutan masa depan akan pentingnya pendidikan kecakapan hidup bagi siswa. Dengan demikian, orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan kehidupan keseharian yang berkaitan erat dengan kecakapan hidup.
Oleh sebab itu mengingat pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan yang bersifar mendasar, maka pada aspek manajemen sekolah juga perlu diperhatikan penyamaan pemahaman antara seluruh warga sekolah. Sehingga perwujudan Pendidikan Keterampilan Hidup menjadi salah satu gabian visi sekolah. Mungkin juga diperlukan upaya peningkatan kemampuan guru agar mampu mewujudkan Pendidikan Keterampilan Hidup alam keseharian di sekolah.
  1. Hubungan yang Sinergis Antara Sekolah dan Masyarakat
Perlu dipahami bahwa pihak pertama yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah orang tua. Oleh sebab itu Pendidikan Keterampilan Hidup perlu dijalin hubungan sinergis antara orang tua sebagai pihak penanggung jawab pertama pendidikan anaknya dengan sekolah yang dititipi dan membantu anak yang bersangkutan. Hubungan sinergis artinya saling bekerja sama dan saling mendukung. Orang tua dan sekolah perlu sama-sama menentukan arah pendidikan bagi anak didik dan kemudian memikirkan bagaimana mencapai arah tersebut secara maksimal.
Pelibatan orang tua dalam menyusun kebijakan pendidikan di sekolah diharapkan dapat menunbuhkan rasa memiliki terhadap program-program sekolah yang pada gilirannya mendorong mereka untuk mendukung penggalangan dana dan fasilitas guna melaksanakan program sekolah.

 BAB III
LAPORAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN

A.     Menyusun Program Pembelajaran

Persiapan yang dilakukan oleh seorang guru dalam implementasi metode actual learning sebagai upaya mengintegrasikan life skill dengan mata pelajaran PKn PS di SD, berupa:
a.       Menyusun silabus pembelajaran yang berbasis kompetensi dan kemampuan dasar.
b.      Menyusun Rencana Pembelajaran (RP).
c.       Membuat Penugasan Awal Pembelajaran (Consep Pra-Learning).
Kegiatan penyusunan program pembelajaran ini penulis menggunakan dasar pembahasan:
  1. Menggunakan dasar kurikulum 2004.
  2. Pada mata pelajaran PKn PS  Kelas VI Semester I pada kompetensi dasar kemampuan menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi (konsumtif, gaya hidup).
  3. Menggunakan sistem penugasan awal pembelajaran (Consep Pra-Learning) sebagai prasyarat untuk mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar yang akan dilaksanakan sesuai dengan metode actual learning.
Penyusunan program pembelajaran, seorang guru sekurang-kurangnya harus membuat persiapan berupa:
  1. Menyusun Silabus
Dalam penyusunan silabus perlu diintegrasikan sapek-aspek kecakapan personal, kecakapan berfikir, kecakapan soail, kecakapan akademis dan kecakapan vokasional dalam perumusannya. Proses pengintegrasian kecakapan hidup tersebut disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang memungkinkan. Silabus tersebut disusun meliputi perumusan komponen:
1.      Kemampuan dasar
Dalam menyusun kemampuan dasar yang harus diperhatikan adalah:
    1. Kemampuan dasar merupakan kemampuan-kemampuan dasar minimal apa saja yang harus dikuasai oleh siswa.
    2. Kemampuan dasar mencakup pengetahuan, keteram[ilan dan sikap yang sangat diperlukan untuk menguasai kemampuan dasar terkait.
    3. Kemampuan dasar adalah standar minimal untuk mencapai kompetensi.
2.      Materi pembelajaran
Dalam penyusunan materi pembelajaran materi pembelajaran, yang harus diperhatikan adalah:
    1. Materi pembelajaran perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan untuk memudahkan pembelajaran.
    2. Materi pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal majalah ilmiah, pakar bidang studi dan sebagainya.
3.      Pengalaman belajar
Dalam penyusunan pengalaman belajar, yang harus diperhatikan adalah:
    1. Pengalaman belajar harus menunjukkan aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam mencapai kemampuan dasar yang dipilih sesuai dengan kompetensinya.
    2. Pengalaman belajar bisa dicapai di dalam kelas maupun di luar kelas.
    3. Pengalaman belajar yang ditulis di silabus adalah alternatif  kegiatan, sehingga menunjang kemampuan dasar.
    4. Pengalaman belajar perlu juga mengakomodasikan aspek-aspek kecakapan hidup (Life skill).
4.      Alokasi waktu
Pertimbangan penentuan alokasi waktu adalah:
    1. Alokasi waktu merupakan pemikiran berapa lama siswa mempelajari materi pembelajaran yang ditentukan bukan lamanya siswa mengerjakan tugas di lapangan sehari-hari kelak penentuan alokasi waktu pembelajaran didasarkan pada tingkat kemampuan siswa-siswa dalam memahami materi yang dibelajarkan.
    2. Perlu diperhatikan tingkat kesukaran materi, luas ruang lingkup, frekuensi penggunaan mteri, tingkat kemampuan materi yang dipelajari oleh siswa, serta minggu efektif pada setiap semester.
2.      Menyusun Rencana Pembelajaran
Rencana Pembelajaran (RP) adalah merupakan rencana yang harus disusun oleh seorang guru dalam proses pembelajaran untuk sekali tatap muka (2x40 menit). Dalam penyusunan Rencana Pembelajaran seorang guru dituntut untuk mengakomodasikan metode actual learning dalam pengintegrasian antara life skill dengan mata pelajaran PKn PS, bentuk rencana pembelajarannya adalah sebagai berikut.

RENCANA PEMBELAJARAN


Nama Sekolah           : SDN Jatigedong I
Mata Pelajaran          : PKn PS
Kelas/ Semester        : VI/ I
Tahun Pelajaran         : 2006/ 2007
Alokasi Waktu          : 1 x pertemuan

A.     Standart Kompetensi

Siswa menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi (konsumtif, gaya hidup).

B.     Kompetensi Dasar

1.      Kemampuan menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi (konsumtif, gaya hidup).

C.     Indikator

-         Menjelaskan terjadinya globalisasi dalam kehidupan masyarakat

D.    Materi Pokok

-         Dampak Globalisasi

E.     Kegiatan Belajar Mengajar

  1. Kemampuan dasar
-         Aspek Kognitif
a.       Mengidentifikasikan contoh-contoh perubahan perilaku masyarakat setempat.
b.      Membedakan faktor penyebab perubahan perilaku dari budaya di masyarakat.
-         Aspek Psikomotor
a.       Mampu berbicara menyampaikan pendapat dalam memberi contoh perubahan perilaku masyarakat.
b.      Mampu menyusun kalimat sendiri tentang pengertian perubahan perilaku masyarakat.
c.       Mampu memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat sehari-hari.
-         Aspek Afektif
a.       Menentukan sikap akibat perubahan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Menumbuhkan sikap kerja sama dan bertukar pikiran.
  1. Strategi Metode Actual Learning
-         Tahap I: Apersepsi (10 menit)
a.       Amati lingkungan sekitarmu apa perubahan yang terjadi.
b.      Siswa dapat menyampaikan pendapatnya dengan disertai contohnya.
-         Tahap II: Konsolidasi Pembelajaran (50 menit)
1.      Pembentukan aspek pengetahuan (kognitif)
a.       Guru memberikan informasi baru tentang perubahan sosial dalam hal pola pikir, pola perilaku dan mekanisme perubahan.
b.      Siswa mengidentifikasikan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
c.       Membedakan sebab dan akibat perubahan soail dan budaya.
2.      Pembentukan aspek kecakapan (psikomotorik)
a.       Siswa mampu/ cakap menyampaikan pendapatnya dalam memberikan contoh perubahan sosial di masyarakat.
b.      Siswa mampu/ cakap membuat definisi sendiri tentang perubahan sosial.
c.       Guru memberi permasalahan akibat perubahan sosial, siswa mampu/ cakap memecahkan masalah perubahan tersebut.
3.      Pembentukan sikap dan perilaku (afektif).
a.       Bagaimana sikap dan perilaku siswa bila terjadi perubahan sosial di masyarakat.
b.      Bagaimana sikap dan perilaku siswa bila terjadi perubahan di masa mendatang.
c.       Guru mengamati sikap kerja sama dalam memecahkan (problem solving) dan minatnya dalam KBM.
-         Tahap III: Simpulan (5 menit)
Pelaksanaan pemberian simpulan bisa di tengah atau di akhir pembelajaran.
-         Tahap IV: Penilaian (15 menit)
Penilaian proses mengacu pada pencapaian kemampuan adsar dengan teknik:
a.       Penilaian afektif dari psikomotor melalui pengamatan pada saat KBM.
b.      Penilaian kognetif melalui pertanyaan.
-         Tahap V: Penugasan

F.      Media dan Sumber Pembelajaran

Media                             : Masyarakat sekitar, wartel, hanphone
Sumber Pembelajaran      : Buku Belajar Pengetahuan Sosial dengan Orientasi Ketrampilan Sosial untuk SD kelas 6 karangan Nana Bermana terbitan Sarana Panca Karya .

G.    Penilaian

Tes tulis
-         Membuat Penugasan Awal Pembelajaran (Consep Pra-Learning)
Penyusunan penugasan awal bertujuan untuk persiapan pembentukan konsep awal siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran yang akan datang, di mana konsep tersebut harus dikerjakan di rumah dengan kelompok atau individu dengan mengambil contoh nyata di lingkungannya. Bentuk format tugasnya adalah sebagai berikut:

LEMBAR TUGAS

I.        Petunjuk
  1. Kerjakan secara kelompok.
  2. Amatilah perubahan perilaku masyarakat di lingkungan di mana kamu bertempat tinggal.
  3. Jawablah pertanyaan di bawah ini.
II.     Pertanyaan
  1. Aspek Kognitif (Pengetahuan)
a.       Sebutkan 5 contoh perilaku masyarakat di lingkungan sekitarmu.
b.      Jelaskan perubahan perilaku masyarakat dalam hal:
    1. Gaya hidup.
    2. Makanan.
    3. Komunikasi.
    4. Perjalanan.
    5. Nilai-nilai
    6. Tradisi
c.       Sebutkan 3 bukti adanya globalisasi di Indonesia!
  1. Aspek psikomotor (kecakapan)
a.       Sebutkan  masalah yang timbul akibat globalisasi! Bagaimana  cara memecahkan masalah tersebut?
b.      Setelah kamu mengamati dan mendiskusikan permasalahan tersebut di atas, sampaikan pendapatmu di depan teman-temanmu di depan kelas!
  1. Aspek Afektif (sikap) Perilaku
a.       Bagaimana sikap/ perilakumu terhadap pengaruh globalisasi?
b.      Sampaikan sikap dan perilaku kamu dalam diskusi kelas!

B.     Penyajian Program Pembelajaran

  1. Prosedur Penyajian Program
Pelaksanaan penyajian program pembelajaran dengan menggunakan metode actual learning dalam mengintegrasikan life skill dengan mata pelajaran PKn PS pada kompetensi dasar Kemampuan menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi (konsumtif, gaya hidup) seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.       Berpedoman pada rencana pembelajaran.
b.      Guru diberi kebebasan untuk berkreasi kepada siswa.
c.       Mengembangkan prinsip pembelajaran:
1.      Learning to know
2.      Learning to do
3.      Learning to be dan
4.      Learning to live together   
d.      Aspek kognitif, afektif dan psikomotor merupakan proses pencapaian kompetensi dan kemampuan dasar.
e.       Siswa sebagai subyek pendidikan (student createred learning).
f.        Berorientasi pada kompetensi siswa.
g.       Sistem belajar tuntas (Mastery learning) benar-benar dituntut untuk diterapkan karena seorang siswa dituntut untuk kompeten sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
h.       Diperlukan sistem manajemen berbasis sekolah dan partisipasi seluruh stake holder untuk melaksanakan kurikulum.
  1. Strategi Implementasi Metode Actual Learning
Prinsip metode pembelajaran actual learning adalah proses pembelajaran yang disesuaikan kenyataan yang dialami siswa sehari-hari dalam hidup bermasyarakat. Kenyataan di sini yang dimaksud adalah materi ajar harus bisa diterima oleh akal atau kenyataan  (sesuai dengan karakteristik materi mata pelajaran PKn PS) siswa diajak untuk berfikir, memahami, bersikap dan berperilaku dalam mempelajari materi pelajaran, bukan sekedar mendengar, menerima dan mengingat. Pengetahuan baru terbentuk dari sesuatu yang masuk akal, sesuatu yang tidak masuk akal tidak akan lama dalam fikiran.
Setiap materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar, dituntut seorang guru untuk mampu mengkontruksikan dan memilih metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian kompetensi dan kemampuan dasar yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembelajaran. Strategi metode actual learning dalam upaya pengintegrasian life skill dengan mata pelajaran PKn PS adalah sebagai berikut.
Tahapan Metode Actual Learning
I.        Apersepsi
1.      Pelajaran dimulai dengan hal-hal kenyataan yang diketahui dan dipahami siswa.
2.      Memotivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi siswa.
3.      Siswa didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru (Learning to know).
II.     Pembentukan Aspek Kognitif
1.      Materi/ keterampilan baru diperkenalkan (learning to do).
2.      Kaitkan materi ini dengan pengetahuan yang sudah ada pada siswa.
3.      Cari metodologi/ prinsip pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan penerimaan materi baru tersebut.
III.   Pembentukan Aspek Psikomotor
1.      Libatkan siswa secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru (Learning to be).
2.      Libatkan siswa secara aktif dalam problem solving (learning to do).
3.      Libatkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar yang bartu dengan berbagai aspek kegiatan/ kehidupan di dalam lingkungan (Learning to live together).
4.      Upayakan materi terproses menjadi bagian dari pengetahuan siswa.
IV.  Pembentukan Sikap Dan Perilaku
1.      Siswa didorong menerapkan konsep pengertian yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Siswa membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari.
3.      Amati sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
V.     Simpulan
Pemberian simpulan bisa dilaksanakan ditengah atau di akhir pembelajaran.
VI.  Penilaian
1.      Kembangkan cara-cara menelai hasil pembelajaran siswa berupa penilaian sikap psikomotor dan penilaian kognitif.
2.      Gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan siswa dan masalah yang dihadapi guru.
VII.      Pemberian Tugas
Setelah berakhir KBM tugas diberikan kepada siswa berbagai persyaratan/ persiapan untuk pembahasan materi berikutnya (konsep pra-learning).

C.     Penilaian Proses Hasil Pembelajaran

  1. Prosedur Penilaian
a.          Menerapkan sistem penilaian berkelanjutan yaitu mengacu pada keberlangsungan proses dan sistem penilaian berbasis kelas (classroom  based assessment).
b.         Penilaian dilakukan dengan acuan patokan, karena berdasarkan kompetensi yang dituntut.
c.          Menyusun kisi-kisi, penyusunan soal, menalai, menganalisa soal untuk mengetahui apakah seorang siswa telah menguasai atau belum menguasai suatu kemampuan dasar.
d.         Asumsi pencapaian belajar siswa akan optimal apabila siswa berminat atau senang mempelajari mata pelajaran.


  1. Teknik Penilaian
Prinsip penilaian terhadap keberhasilan belajar siswa bukan hanya untuk ujian, tetapi juga memecahkan problem kehidupan. Dengan demikian sekolah mendidik anak bukan sekedar untuk mendapat nilai bagus dalam ulangan, tetapi agar mereka mampu memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya. Maka untuk mewujudkan hal tersebut di atas dapat dilakukan dengan cara:
1.      Penilaian proses belajar
Penilaian proses belajar dapat dilakukan dengan cara:
a.       Penilaian Afektif (Sikap)
Dilakukan dengan melalui pengamatan yang meliputi:
1.      Keaktifan siswa (active learning).
2.      Penafsiran siswa (interpretation).
3.      Bertukar pikiran (negotiation).
b.      Penilaian psikomotor (kecakapan)
Dilakukan dengan jalan bertanya langsung pada siswa disela-sela proses pembelajaran beralngsung dengan maksud untuk mengetahui :
1.      Kemampuan menyampaikan/ memecahkan masalah (Problem solving).
2.      Kemampuan bekerja sama (cooperative),dan
3.      Kemampuan menyelidiki (inquiri)
c.       Penilaian kognetif
Dilaksanakan pada akhir proses pembelajarandengan sejumlah tagihan dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pencapaian kemampuan dasar.
2.      Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar dilakukan melalui ulangan harian (apabila dalam satu pokok bahasan sudah selesai dibuka).


Penilaian ini dilakukan dengan cara:
    1. Penilaian hasil belajar psikomotor dilakukan melalui sejumlah tagihan dengan bentuk soal menjelaskan.
    2. Penilaian hasil belajar kognetif dilakukan melalui sejumlah tagihan dengan bentuk soal pilihan ganda.
 BAB IV
LAPORAN HASIL BELAJAR

A.     Data Perolehan Hasil Belajar

Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar dengan penerapan metode actual learning, dari kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari penyusunan program, penyajian program sampai dengan penilaian hasil belajar terhadap siswa SD Jatigedong I Kelas VI Semester I pada mata pelajaran PKn PS, sebagai persiapan data awal perolehan hasil belajar dapat mengambil 2 jenis data yaitu:
  1. Data perolehan hasil belajar pada ulangan harian tanpa penggunaan metode actual learning.
  2. Data perolehan proses dan hasil belajar ulangan harian II dengan menggunakan metode actual learning.
 Data hasil belajarnya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Daftar perolehan hasil belajar tanpa menggunakan metode actual learning.
Ulangan Harian I
Nama Sekolah        : SDN Jatigedong I
Kelas/ Semester     : VI/ I
Kompetensi dasar   : Kemampuan menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi (konsumtif, gaya hidup)
Tahun Pelajaran      : 2006/ 2007
No
Nama
Nilai
1
Astutik
4
2
Apriyanto
6
3
Iis Irawati
5
4
Santia Yasti
6
5
Tatok Yuliyanto
5
6
Abidzah Mufarikah
6
7
Ayu Anjarsari
7
8
A’an Wisnu Jadmiko
6
9
Fendik Alfianto
5
10
Indriani Sari
5
11
Irmariati
6
12
Mohamat Ruslan
4
13
Mohamad Riski Bagtiyar
5
14
Rizal Fajar Ananto
6
15
Dany Firmansyah
7
16
Ismail
6
17
Saidi
5

Mean
5,5

Keterangan: Untuk memudahkan perhitungan nilainya dalam bentuk pembulatan.
Tabel 4. 2
Daftar perolehan hasil belajar dengan menggunakan metode actual learning

Ulangan Harian II
Nama Sekolah        : SDN Jatigedong I
Kelas/ Semester     : VI/ I
Kompetensi dasar   : Kemampuan menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi (konsumtif, gaya hidup)
Tahun Pelajaran      : 2006/ 2007
No
Nilai Proses Belajar
Nilai Hasil Belajar
Kognitif
Psikomotor
Afektif
1
5
5
4
5
2
6
7
7
7
3
9
8
9
6
4
8
8
8
8
5
8
7
8
7
6
9
8
8
7
7
8
9
9
9
8
7
6
7
6
9
8
7
8
7
10
8
7
8
7
11
7
8
8
8
12
7
6
7
6
13
5
4
5
5
14
7
7
8
7
15
7
8
8
6
16
7
9
9
8
17
7
6
7
6
Mean
7,2
7,1
7,5
6,77

Keterangan: Untuk memudahkan penghitungan nilai dalam bentuk pembulatan.

B.     Analisis dan Interpretasi Data Hasil Belajar

Peningkatan proses dan hasil belajar, sebagai indikatornya adalah meningkatnya efektivitas dan efisiensi proses belajar siswa yang dapat diketahui dari meningkatnya minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang dipelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah diterapkan maka untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar dapat dilakukan dengan jalan.
  1. Membandingkan Nilai Mean
Penelitian didesain sebagai penelitian eksperimen, yaitu dengan jalan membandingkan perolehan hasil belajar pada ulangan harian I tanpa perlakukan metode actual learning dengan kelas yang sama pada ulangan harian II dengan perlakuan metode actual learning. Analisis dan interpretasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3
Pembandingan Ketercapaian Hasil Belajar antara Perlakuan Metode Actual Learning dengan Tanpa Perlakuan Metode Actual Learning.


Keterangan:
UH I = Ulangan Harian I
UH II = Ulangan Harian II

 
 

No
UH I
UH II
Peningkatan Hasil Belajar
1
4
5
1
2
6
7
1
3
5
6
1
4
6
8
2
5
5
7
2
6
6
7
1
7
7
9
2
8
6
6
0
9
5
7
2
10
5
7
2
11
6
8
2
12
4
6
2
13
5
5
0
14
6
7
1
15
7
6
-1
16
6
8
2
17
5
6
1
Jumlah
94
115
21
Mean
5,53
6,77
1,24

  1. Interpretasi Hasil Analisis
Berdasarkan hasil perbandingan terhadap responden pada ulangan harian I (UH I) dengan tanpa metode actual learning dengan perolehan hasil belajar pada ulangan harian II (UH II) dengan metode actual learning dapat diinterpretasikan bahwa:
Adanya peningkatan yang signifikan antara perolehan hasil belajar pada ulangan harian I. Dengan perolehan hasil belajar pada ulangan harian II. Terbukti adanya peningkatan nilai mean 1,24.
  1. Korelasi Product Moment
Analisis data hasil belajar dengan menggunakan korelasi produck momen dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada korelasinya antara pencapaian proses belajar yang baik dengan peningkatan hasil belajarnya. Korelasi product moment digunakan misalnya: untuk menentukan 2 gejala interval. (Arikunto, 1998:225)

 Tabel 4.5
Korelasi antara pencapaian proses belajar dengan perolehan hasil belajar

No
x
y
x
y
x2
y2
xy
1
5
5
-2
-2
4
4
4
2
7
7
0
0
0
0
0
3
7
6
0
-1
0
1
0
4
9
8
2
1
4
1
2
5
8
7
1
0
1
0
0
6
8
7
1
0
1
0
0
7
9
9
2
2
4
4
4
8
7
6
0
-1
0
1
0
9
8
7
1
0
1
0
0
10
8
7
1
0
1
0
0
11
8
8
1
1
1
1
1
12
7
6
0
-1
0
1
0
13
5
5
-2
-2
4
4
4
14
7
7
0
0
0
0
0
15
8
6
1
-1
1
1
-1
16
9
8
2
1
4
1
2
17
7
6
0
1
0
1
0
Jumlah
127
115


26
20
16
Keterangan: x : perolehan nilai proses belajar, y : perolehan nilai hasil belajar (UH II)

X = X = 127  = 7,47
       N      17

Y = Y = 115 = 6,76
       N      17

rxy          =         S xy
               Ö(S x2) (S y2)

            =      16
               Ö(26x20)

            =    16
               Ö520

            =     16
                  22,80

            =  0,70


Untuk mengetahui interpretasi terhadap koefisien yang diperoleh, dapat digunakan tabel sebagai berikut:
Nilai v
Interpretasi
0,800 – 1,00
Tertinggi
0,600 – 0,800
Cukup tinggi
0,400 – 0,600
Agak tinggi
0,200 – 0,400
Rendah
1,00 – 0,200
Sangat rendah
            (Hadi. S, 1979:310)
  1. Analisis dan Interpretasi Data
Berdasarkan analisis data korelasi product moment diperoleh hasil korelasi = 0,70. Dengan melihat tabel interpretasi di atas menunjukkan bahwa dengan proses pembelajaran yang baik mempunyai tingkat korelasi yang cukup tinggi terhadap perolehan hasil belajar siswa.

C.     Observasi dan Tindakan Kelas (Classroom Research)

Pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagai implementasi dari metodr actual learning yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembelajaran (RP) sebagai indikatornya adalah peningkatan proses dan hasil belajar, maka tindakan yang dilakukan guru adalah menginventarisir permasalahan yang timbul pada kegiatan tatap muka dan menentukan tindakan yang akan dilakukan. Hasil penelitian dan tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
  1. Metode actual learning dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa.
  2. Metode actual learning dapat mengembangkan daya nalar, sikap saling menghargai, saling bekerja sama dan sikap demokratis.
  3. Metode actual learning dapat meningkatkan prestasi belajar.
 
BAB V
PENUTUP

A.     Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan mulai dari penyusunan program, penyajian, sampai dengan teknik penilaian program dapat disimpulkan bahwa:
  1. Metode actual learning mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan kecakapan hidup (life skill) siswa karena startegi pembelajaran actual learning adalah mengkontruksikan materi ajar disesuaikan dengan kenyataan yang dinilai siswa sehari-hari sehingga materi ajar sesuai dengan kenyataan dan masuk akal.
Dalam penyusunan silabus dan Rencana Pembelajaran (RP) melibatkan aspek kognitif, psikomotor dan afektif sehingga kecakapan hidup siswa (life skill) tinggi dan terintegrasi dengan mata pelajaran PKn PS.
  1. Penerapan metode actual learning dalam proses pembelajaran seorang guru diberi kebebasan untuk berkreasi dengan mempertimbangkan prinsip learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together dengan mengkonstruksikan materi ajar siswa dengan metode actual learning.
  2. Berdasarkan laporan penilaian proses dan hasil belajar siswa dari penerapan metode actual learning dalam upaya menumbuhkan kecakapan hidup (life skill) mata pelajaran PKn PS terdapat peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini dapat diketahui dari perbandingan nilai mean menunjukkan peningkatan 1,24 dan perolehan hasil belajar dengan menggunakan metode actual learning yang tinggi ternyata ada korelasi yang cukup tinggi terhadap perolehan hasil belajarnya dengan menunjukkan korelasi 0,70.
  3. Untuk mendukung ketercapaian implementasi ametode actual learning dalam upaya menumbuhkan life skill siswa perlu adanya school reform.

B.     Saran

1.      Guru
Sebaiknya guru mencoba menggunakan metode actual learning dalam upaya meningkan proses dan hasil belajar.
2.      Siswa
Kepada siswa disarankan agar cara belajarnya menggunakan startegi actual learning yang dapat digunakan terhadap mata pelajaran lain sehingga penguasaan bahan lebih baik.

 DAFTAR PUSTAKA

 Bermana Nana, 2004, Belajar Pengetahuan Sosial dengan Orientasi Ketrampilan Sosial untuk SD kelas 6, Sarana Panca Karya.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.

Departemen Pendidikan Nasional, 1994, Metode Alternatif Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta.

Suharsini Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.

Supriadi. D., 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicitra Karya Nusa.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar